Wednesday, October 03, 2007

Why (not) me ?

Why Me?

Sering kali kita berkata gitu kalo lagi ditimpa masalah,,
Kita sering berusaha "mendebat" takdir,,

"Apa salah saya?"
"Kenapa saya?"

Lalu kemarin, dalam sebuah tayangan sahur, ada seseorang (sayangnya saya lupa namanya) yang membahas tentang hal ini. Orang itu bukanlah seorang ustad atau ulama, namun sepertinya orang yang punya "nama" di negeri ini, entah pengusaha atau apa, saya tidak begitu mengerti.. Tapi penjelasannya tentang kecenderungan kita untuk mengeluh "Why Me?" sangat masuk akal dan sepertinya berasal dari pengalaman pribadi..

Kira-kira seperti ini perkataannya :

"Kita sering bertanya "Why Me?" setiap kali ada bencana menimpa kita. Sebetulnya ada 2 kesalahan besar jika kita mengatakan itu.

Pertama, dalam hati kecil kita,, kita berpikir, kalau orang lain yang mendapatkan masalah ini, kita berpikir "Untung bukan saya", kita berkata "Sukur bukan saya",, Itu kesalahan pertama..

Kedua, kita selalu berkata itu saat hanya mendapat masalah. Kita jarang sekali berpikir "Why Me" saat kita mendapat nikmat. Kita yang sehat, kita yang punya banyak teman, kita yang punya keluarga,, jarang sekali kita berpikir;

"Kenapa saya mendapat semua ini?"
"Kebaikan apa yang saya perbuat sampai saya berhak mendapat nikmat ini?"

"
.
.
.


Lalu, saya teringat sebuah sesi dalam acara talkshow Oprah. Diceritakan seorang wanita yang kehilangan suami dan anaknya (kira2 berumur 2 tahun) dalam sebuah kecelakaan pesawat. Ia dan suaminya adalah long-time sweetheart, sudah berpasangan dari sejak masih di bangku sekolah dan akhirnya menikah. Lalu mereka punya anak lelaki yang tentunya sangat mereka cintai.

Suatu waktu, mereka naik sebuah pesawat kecil yang di-piloti oleh temannya. Tapi pada pesawat itu terjadi kesalahan mesin, dan mereka jatuh di daerah pegunungan, in the middle of nowhere.. Saat2 itu, si wanita melihat sendiri anaknya yang tidak berhasil diselamatkan, dan suaminya yang meninggal dalam helikopter dlm perjalanan ke rumah sakit setelah mengucap kalimat terakhir padanya "I Love You". Sang pilot sendiri selamat.

Oke, long story short, setelah wanita itu selamat, ia terus menyesal, dan mendebat takdirnya. Ia, seperti mungkin kebanyakan orang, menjadi frustasi, dan bahkan bertanya2 kenapa dia tidak mati saja saat itu, karena menurutnya saat itu, hidup tanpa suami dan anaknya tidak lebih baik dari mati.

Setelah bertahun-tahun hidup dalam penyesalan, dia akhirnya sampai pada satu titik balik dimana ia akhirnya menerima jalan hidupnya. Ia akhirnya menerima takdirnya dan berusaha menjalani hidupnya lagi, try to move on. Ia sampai pada satu titik dimana ia sadar kegiatannya selama ini tidak membantu. Dia akhirnya sadar, berusaha untuk merubah takdir yang telah terjadi, tidak akan berhasil..

Dia juga sering sekali bertanya "Why Me?" saat itu, sampai pada satu saat ia sadar, "Why NOT me?" ..
Apa yang orang lain lakukan sampai dia berhak diberi cobaan seberat ini?
Dan kebaikan luar biasa apa yang telah ia lakukan sampai ia tidak boleh menerima cobaan seperti ini?
Seberapa suci ia sampai Tuhan tidak boleh mengujinya?
Tuhan telah memberinya jalan hidup seperti itu, dan pastinya Tuhan tahu dia mampu menjalaninya..




yah,, itu dia, mungkin lain kali saat kita ditimpa masalah,
kita bisa mengurangi pikiran tentang diri sendiri,
tidak lagi bertanya "Why Me?"
tapi mungkin lebih baik bertanya "Why not me?"

-Setuju?-

dasar gila :p

gw barusan aja nabrak sebuah motor,,
gara2nya ada orang nyebrang, mobil depan gw ngerem mendadak,
gw jg ngerem dong, tapi lalu ada motor di antara gw dan mobil depan gw,,
kena tabrak lah dikit,,

walhasil bemper depan mobil gw retak,
dan motornya plat nomornya copot,
& apa-tuh-yang-ada-diatas-ban-motor-nya jadi bengkok..

Yasudah, minggir lah kita..

Alhamdulillah gw masih bareng supir gw, jadi supir gw yang turun..





oke.. kegilaan no.1 :

gw ga deg-degan ato apa waktu nabrak,, biasa aja,,
mungkin krn setau gw, gw ga salah, jadi ya gw biasa aja,
tapi mungkin jg gara2 gw bareng supir gw,
jadi rada2 tenang.. mungkin..

kegilaan no.2 :

Kok yang bawa motor,,,,, lucu ya?
.
.
.
.
.
.
.



wakakaka,, gila luh dis, lu kan baru aja nabrak motornya..
gilagilagila..



.
.
.
tapi lucu deh,, :P


oke, "secara" kejadian itu masih di kawasan UI (tepatnya didepan pintu gerbang -kemerdekaan- psikologi dan fisip), jadi gw mengasumsikan yang bawa motor adalah mahasiswa UI juga..


dan penampilannya juga mahasiswa sih, pake ransel gitu.. (trus?? he.. :D)

Jadi... ga salah dong gw bilang dia lucu.. :p





Yasud,, gw lagi menunggu tanggapan nyokap ttg kejadian ini nih..

nah ini baru deg-degan..

-WishMeLuck-


PS : udah ditanggapi,, dengan positif,, dibilang mesti hati2.. (hiks,, baiknya..)
Alhamdulillah, Terimakasih Bu, Terimakasih Allah..

-WhatAMornin'!-

Friday, September 28, 2007

Siapa yang paling tau?

Semua masalah pasti ada jalan keluarnya..
Seperti semua game pasti ada penyelesaiannya..
Seperti semua soal tes pasti ada jawabannya..

Siapa yang paling tau jawaban dari soal2 tes?
Yang bikin soal tentunya..

Dan siapa yang paling tau ttg penyelesaian dlm game?
Yang bikin game itu tentunya..

Jadi siapa yang paling tau ttg jalan keluar dari setiap masalah dlm kehidupan?
Yang bikin kehidupan tentunya..

.
.
.
.
hehe,, bahasa gw rada2 norak ga?

-SemogaMembantu-

maaf ya.. (?)

Kalau dulu, banyak lagu2 yang menyatakan betapa sulitnya mengucap maaf,
kyk "Sorry Seems to be The Hardest Word" nya Blue & Elton John, atau "Hard to Say I'm Sorry" nya Az Yet.. Gw menandakan fenomena ini sebagai tanda betapa besarnya ego orang2 itu,, kayaknya kalau minta maaf tu jatoh banget harga dirinya.. Ga bagus sih.. Kalau memang salah, yah minta maaf lah, dan berusaha jangan diulangi lagi.. Try to regain people's trust.

Tapi kalau sekarang sekarang kyknya udah bergeser yah? kok kayaknya gampang banget yang ngucapin maaf,, entah trend baru atau apa, tapi gw termasuk orang yang merasa terganggu dengan kecenderungan ini..

Kayaknya sekarang kata "maaf" udah berganti fungsi, bukan lagi untuk minta "maaf", dalam artian menyesal telah berbuat sesuatu yang dianggap salah, yang berarti, yang mengucapkan tentunya sudah tau dia salah apa, tapi...

Sekarang kayaknya fungsi kata "maaf" adalah sebagai "penangkal marah", yang diucapkan sekedar untuk menghindari tanggung jawab dari perbuatannya, menghindari kemarahan lawan bicaranya. Kadang yang mengucapkan kadang tidak tahu dia salah apa.

Ini mengganggu lho, sangat mengganggu..




"Yah,, marah ya? Maaf deh..."




Gampang sekali ya mengucap maaf,. tapi tau ga kenapa mesti minta maaf?
Kalau ga tau kan sama aja boong, orang itu akan mengulangi lagi perbuatannya, dan kemungkinan besar akan meminta maaf lagi, dan lalu mengulangi lagi perbuatannya, lalu meminta maaf lagi,, begitu terus.. Rekursif, infinite loop.. :)

Coba tolong dipikir dulu sebelum bicara.
Perkataan itu kan salah satu media komunikasi antar manusia yang paling dimengerti.
Perkataanmu mencerminkan perasaanmu.
Apa yang lo bilang, itu yang gw percaya.

Kalau Anda sering tidak bersungguh2 dalam mengucapkan kata2 Anda, hati2, bisa jadi nanti orang-orang sekitara Anda akan kehilangan kesabaran dan kepercayaannya terhadap Anda.

Please, pikir dulu sebelum ngomong, jangan ngomong dulu baru mikir,,
Ga semua proses bisa di-reverse, ini kehidupan nyata..
Kalau orang udah sakit hati, udah panjang urusannya..

Kata "maaf" bukan berarti fungsi "undo" dalam suatu aplikasi komputer,
"Maaf" itu mungkin seperti fungsi "Eraser" dalam aplikasi Adobe Photoshop ™
menghapus kesalahan, tapi prosesnya tercatat dalam "History",
bukan seperti proses "Undo" yang menghilangkan "History" sebuah kesalahan..
Ngerti kan?

-hehe, gini deh anak yang gaulnya sama komputer, lagi berusaha ngejelasin maksudnya.. :D-

Jadi, mumpung akan datang "Hari Maaf Sedunia", a.k.a Hari Lebaran,, coba mulai tahun ini diresapi kata2 maafnya. Jangan mengucap "maaf" sekedar basa-basi lebaran, sekedar "mengejar setoran",,

Hhh,, cobalah mulai berhati-hati dalam berucap, kita sama-sama belajar nih, merombak sistem kita agar terbiasa berpikir dulu sebelum bertindak dan berucap, agar bisa mempertanggungjawabkan semua tindakan dan ucapan kita, agar kita menghindari penyesalan dan menghindari menyakiti hati orang lain.. Sehingga kita bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi,, Semoga niat baik ini disertai dengan bantuan, petunjuk, dan ridho Tuhan Yang Maha Esa, (terima kasih Tuhan), Amin...


-Ayo,BenahiDiri!-

ps: coba hitung berapa pasang tanda kutip (" ") yang gw pake di posting ini,, hehe :D

Ingatlah teman,,

Mengabaikan masalah itu TIDAK menyelesaikan masalah..







-DiamTidakSelaluEmas-