Saya sedang dalam perjalanan liburan ke Bali selama 5 hari,
dan pada hari ke tiga saya sakit.. huhu..
Pusing, badan lemes, dan tenggorokan sakit..
Sebel, jadi ngrepotin orang, apalagi nyokap sudah balik duluan..
Selama sakit, saya sempat berpikir bahwa
saya memiliki kesempatan untuk meninggalkan ibadah,
dengan dalih "Ah saya kan sedang sakit, Tuhan pasti mengerti"
walaupun sebenarnya saya masih mampu untuk beribadah
Namun lalu saya berpikir,
apakah dengan tidak beribadah,
lalu saya berpeluang lebih besar untuk sembuh?
Tidak.
Malah peluang saya untuk sembuh semakin kecil,
dengan mengurangi kemungkinan kesediaan Tuhan untuk menyembuhkan saya,
dengan menyia-yiakan kesempatan untuk menambah kadar keimanan saya,
pada akhirnya, saya yang akan rugi kan?
Akhirnya saya memutuskan untuk tetap melaksanakan ibadah,
paling tidak berniat untuk melaksanakan ibadah,
dan Alhamdulillah, Tuhan memang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa,,
keadaan saya membaik, walau belum sembuh benar..
Dan beberapa waktu kemudian, saya memetik hikmah dari sakitnya saya..
Pertama, saya "dipaksa" untuk beristirahat cukup,
memang, selama perjalanan itu,
saya seperti lupa kalau tubuh saya punya batas,
kalau tubuh saya perlu istirahat,
mungkin karena terlalu excited ya,, he,,
Jadi, dengan sakit itu, saya disadarkan kembali bahwa
"hei, badanmu itu bisa capek lho nak,," :)
Kedua, saya "dipaksa" untuk menjaga makanan & minuman;
Saya "dipaksa" makan lebih sehat;
berhubung sakitnya saya menyinggung tenggorokan, jadi makan saya harus dijaga,
saya jadi hanya boleh makan makanan yang berkuah2 dan tidak banyak bumbunya,,
walhasil selama sakit saya makan nasi + sayur saja, kurang sehat apa coba? hehe
lalu saya "dipaksa" makan secukupnya;
yah, namanya tenggorokan sakit, kan ga enak makan banyak2,
lalu saya tersadar, selama disana memang saya makan agak berlebih,
(yah berhubung liburan,, he.. tapi ternyata itu
tidak bisa menjadi pembenaran akan kerakusan saya :) )
Dan saya "dipaksa" memperbanyak minum;
disana saya memang kurang minum,
yang ini saya punya cerita sendiri,
kan tenggorokan saya memang agak sensitif,
jadi seharusnya minum air hangat,
jangan air dingin, dan bukan juga air "biasa", tapi, air hangat
nah berhubung disana jarang yang menjual air hangat,
(yah, namanya juga kawasan pantai, yang banyak juga jual air dingin, atau air "biasa")
saya jadi malas minum,, he,, alasan awalnya sih biar
mencegah sakit gara2 kebanyakan minum air dingin,
tapi ternyata tidak minum sama sekali juga bukan solusi,
malah bikin masalah baru (ya iyalah,, hehe,, saat itu mungkin saya kurang berpikir :) )
jadi gara2 jarang minum dan banyak kegiatan, dehidrasi lah saya,,
na dengan sakit ini, saya jadi punya alasan yang kuat untuk
meminta (atau memaksa diri untuk memperoleh) air hangat, he..
Tuh kan,, semua ada hikmahnya,
mengutip kata2 yang gw baca di majalah,
"Kita memang hanya bisa melihat rencana Tuhan setengah2,
jadi bersabarlah, Tuhan pasti menyiapkan yang terbaik buat kita"-It'sStillBecameTheBestVacationEver-