Sunday, March 15, 2009

Menyayangi dengan sempurna

"maaf"
entah berapa kali sudah terucap kata itu,
sayangnya seringkali terucap olehku.

Ego besarku membuatku seperti anak kecil di dekatmu,
ku seperti seorang murid yang menyayangi gurunya,
seperti pasien yang mengasihi dokternya,
seperti atlet yang mengagumi pelatihnya.

Maaf, ku sepertinya selalu menyakiti,
bahkan ketika kupikir ku disakiti,
ternyata ku menyakiti.

Tiap alasan yang kubuat sebagai dasar perbuatanku,
hanya membuatku seperti egois yang bodoh.
Tak ada alasan.
Ku memang egois yang bodoh.
Yang kerap kali menyakitimu.
Maaf.

Tapi hati besarmu memukau ku,
seperti lumpur hisap yang menelan semuanya,
lalu selalu siap menelan lagi,
ya, kau memukauku.

Mungkin saatnya kini kutanggalkan semua pertahananku,
kuyakinkan diri bahwa kau tak mungkin menyakiti.
Semoga belum terlambat.
Bersiaplah, ku akan mencoba menyayangimu dengan sempurna.


Oh ya,
tahukah kamu,
kemuliaanmu membuat ku berpikir;
Berapa ku berhutang pada Tuhan karena membawaku padamu?
Apa yang telah kulakukan hingga aku bertemu denganmu?
Apa yang harus kulakukan agar selalu denganmu?

Sungguh ku teramat bersyukur memilikimu.
Terima kasih Tuhan,
Terima kasih ya, kamu.

:)

Friday, March 13, 2009

(bukan) Narsis

eh2 masa2,
tadi gw ngliat cermin,
lalu berpikiran;
"eh, gw tuh cantik ya.."

he..
Bukan narsis, tp membangun kpercayaan diri boleh toh..

Lagian, kalo diri kita sendiri ga menganggap kita cantik,
bagaimana bisa orang lain menganggap kita cantik..

Btul tidak? ;)

-youAREbeautiful, likeIdo

Serakah

Dari email.. :

Suatu ketika seorang manusia diberi kesempatan untuk berkomunikasi dengan Tuhannya dan berkata, "Tuhan ijinkan saya untuk dapat melihat seperti apakah Neraka dan Surga itu".

Kemudian Tuhan membimbing manusia itu menuju ke dua buah pintu dan kemudian membiarkannya melihat ke dalam.

Di tengah ruangan terdapat sebuah meja bundar yang sangat besar, dan di tengahnya terdapat semangkok sup yang beraroma sangat lezat yang membuat manusia tersebut mengalir air liurnya. Meja tersebut dikelilingi orang-orang yang kurus yang tampak sangat kelaparan.

Orang-orang itu masing-masing memegang sebuah sendok yang terikat pada tangan masing-masing. Sendok tersebut cukup panjang untuk mencapai mangkok di tengah meja dan mengambil sup yang lezat tadi.

Tapi karena sendoknya terlalu panjang, mereka tidak dapat mencapai mulutnya dengan sendok tadi untuk memakan sup yang terambil.

Si Manusia tadi merinding melihat penderitaan dan kesengsaraan yang dilihatnya dalam ruangan itu.

Tuhan berkata, "Kamu sudah melihat NERAKA"

Lalu mereka menuju ke pintu kedua yang ternyata berisi meja beserta sup dan orang-orang yang kondisinya persis sama dengan ruangan di pintu pertama. Perbedaannya, di dalam ruangan ini orang-orang tersebut berbadan sehat dan berisi dan mereka sangat bergembira di keliling meja tersebut.

Melihat keadaan ini si Manusia menjadi bingung dan berkata "Apa yang terjadi ? kenapa di ruangan yang kondisinya sama ini mereka terlihat lebih bergembira ?"

Tuhan kemudian menjelaskan, "Sangat sederhana, yang dibutuhkan hanyalah satu sifat baik"

"Perhatikan bahwa orang-orang ini dengan ikhlas menyuapi orang lain yang dapat dicapainya dengan sendok bergagang panjang, sedangkan di ruangan lain orang-orang yang serakah hanyalah memikirkan kebutuhan dirinya sendiri "

Wednesday, March 11, 2009

Confession Of A Shoppaholic

Watched shoppaholic.
first thing,
i LOVE the soundtracks..


The movie itself was refreshing..
The actors were fascinating,
they looked like boy/girl next door,
make the movie much interesting..
Some of them were fresh faces in the industry,
i think all of them fits their character nicely..

The moving mannequins is funny.
The guys were cute :-P.
The whole movie is entertaining,,
very well-made..

Enjoy your watch! :-D

Broken Strings

You can't play on broken strings
You can't feel anything that your heart don't want to feel
I can't tell you something that ain't real

Oh the truth hurts
A lie's worse
How can I give anymore
When I love you a little less than before


-James Morrison feat. Nelly Furtado, Broken Strings